Senin, 22 Oktober 2012

Jajuli Safari, Berjuang Hingga Akhir



Terakhir bertemu setelah lebaran tahun 2011 dirumahnya di belakang Alfamart kesambi Cirebon. Saat itu dia mempresentasikan kreasi terbarunya berupa video shooting. Presentasi dimulai dengan lomba catur tingkat SD di Cirebon, di sana dia mencoba menggabungkan antara fotografi, video shooting dan musik. Hasilnya cukup menarik untuk sebuah liputan bergaya feature. Presentasi diakhiri dengan video liputan acara keluarga saat berziarah ke makam almarhumah ibunya di Kuningan, sebuah liputan dengan backsound lagu-lagu pop melankolis. Itulah Jajuli Safari, seorang teman, sahabat dan rekan kerja yang super kreatif. Ide-ide yang tercurah dari pikirannya cukup banyak dan menarik.

Siapa sangka itu pertemuan terakhirku dengannya. Jum’at pagi, 7 Oktober 2011, Masham seorang teman menghubungiku untuk membuka facebook milik Djoe (panggilan kami untuk Jajuli). Isinya cukup mengejutkan, banyak status ucapan duka cita di dalamnya. Jajuli meninggal! Berharap itu Cuma berita bohong, aku coba memastikan langsung berita ini dari keluarganya di Kesambi. Dan ternyata benar, sahabat kami telah berpulang. Innalillahi Wa Inna Lillahi Rojiuun.

Setahun telah berlalu sejak kepergiannya, namun namanya tidak pernah hilang dari setiap obrolan kami. Banyak hal yang mengingatkan kami padanya. Bagi kami Jajuli adalah seorang pemimpi. Ia mempunyai mimpi besar yang membuatnya tetap bertahan dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan dalam hidupnya. Dengan mimpi besarnya tersebut, ia menjadi orang yang pantang menyerah yang dengan gigih mencoba untuk mewujudkan semua mimpi-mimpinya.

Bagi kami Jajuli juga seorang budayawan, kepeduliannya yang cukup besar terhadap budaya dan tradisi Cirebon telah memotivasinya untuk mengangkat budaya Cirebon dalam setiap tulisannya. Harapannya cukup besar, Budaya Cirebon bukan sekedar diminati dikalangan masyarakat seni Cirebon saja, tapi menjadi budaya yang populer bukan hanya bagi masyarakat cirebon tapi bagi masyarakat lain di luar Cirebon.
 
Jajuli juga seorang jurnalis yang idealis, ia banyak bekerja di tabloid-tabloid baru yang sebagian besarnya wartawannya money oriented, tapi tidak bagi Jajuli, ia tetap berkomitmen bahwa seorang jurnalis adalah seorang agen pembawa perubahan, yang harus konsisten membawakan pesan-pesan positif bagi masyarakat pembacanya. Jajuli juga seorang Freelance Journalist yang tangguh, ia tetap menulis apapun yang dianggapnya penting untuk diketahui oleh masyarakat, tanpa berpikir berapa rupiah yang dia dapat dari tulisannya tersebut.

Jajuli adalah seorang sahabat yang hangat, ini terbukti dengan begitu banyak teman yang dimilikinya dari berbagai kalangan. Tidak bisa kami lupakan setiap kali berkunjung ke rumahnya, dia selalu menyuguhi kami dengan kopi panas dan rokok produksi “pabriknya”. Jika dia kehabisan stock rokoknya, dia akan berkata “Sorry om pabriknya lagi tutup.” sambil menunjuk alat pelinting tembakau, yang menurutnya diperoleh dari adiknya di Surabaya. Sejak memiliki alat pelinting tembakau tersebut, dia jarang membeli rokok jadi, dia biasa membuatnya sendiri dengan membeli tembakau dan kertas rokok di toko tembakau langganannya. “Biar hemat tapi tetap sehat” komentarnya sambil melinting tembakau.

Jajuli juga seorang ayah yang sangat bertanggungjawab, ia sering bercerita pada kami tentang Dhio, anak tunggalnya. Segala usaha dan jerih payah yang ia lakukan selama ini, ia dedikasikan untuk masa depan anak semata wayangnya tersebut.
 
Jajuli Safari, sepanjang sepengetahuan kami para sahabatnya, telah banyak yang dilakukan oleh pria tangguh kelahiran 19 Mei 1968 itu. Hingga akhir hayatnya ia masih menggenggam kuat mimpi besarnya itu. Mungkin ia belum berhasil untuk mewujudkannya, namun upaya yang telah dilakukannya adalah bukti dari kesungguhannya.  Kami yakin kreativitas dan kegigihan yang dimilikinya telah memotivasi siapapun yang kenal dekat dengannya. Kini setahun telah berlalu sejak kepergiannya. Semoga Allah mengampuni segala kesalahannya dan menjadikan segala kebaikannya menjadi jalan untuk memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya. Amiin (ysg)

3 komentar:

  1. Sahabat... walaupun cita2 yg akan terwujud kini hanya jadi sebuah impian... tapi mungkin kau wujudkan disana...
    Sahabat... sungguh ku tak menyesal bersahabat dengan engkau...
    Sahabat... sungguh ku tak melupakan engkau...
    Sahabat... hanya doa lah yg bisa ku berikan..,
    Sahabat... semoga engkau mendapat tempat yg terbaik disisiNya... amiin..

    BalasHapus
  2. Mis U A....
    Bahagia disana ya A...
    Bahagia bersama Ibu dan Bapak disurga Nya Allah SWT....

    BalasHapus