
Terakhir bertemu setelah lebaran
tahun 2011 dirumahnya di belakang Alfamart kesambi Cirebon. Saat itu dia
mempresentasikan kreasi terbarunya berupa video shooting. Presentasi dimulai
dengan lomba catur tingkat SD di Cirebon, di sana dia mencoba menggabungkan
antara fotografi, video shooting dan musik. Hasilnya cukup menarik untuk sebuah
liputan bergaya feature. Presentasi diakhiri dengan video liputan acara
keluarga saat berziarah ke makam almarhumah ibunya di Kuningan, sebuah liputan
dengan backsound lagu-lagu pop melankolis. Itulah Jajuli Safari, seorang teman,
sahabat dan rekan kerja yang super kreatif. Ide-ide yang tercurah dari
pikirannya cukup banyak dan menarik.
Siapa sangka itu pertemuan
terakhirku dengannya. Jum’at pagi, 7 Oktober 2011, Masham seorang teman
menghubungiku untuk membuka facebook milik Djoe (panggilan kami untuk Jajuli).
Isinya cukup mengejutkan, banyak status ucapan duka cita di dalamnya. Jajuli
meninggal! Berharap itu Cuma berita bohong, aku coba memastikan langsung berita
ini dari keluarganya di Kesambi. Dan ternyata benar, sahabat kami telah
berpulang. Innalillahi Wa Inna Lillahi Rojiuun.
Setahun telah berlalu sejak
kepergiannya, namun namanya tidak pernah hilang dari setiap obrolan kami.
Banyak hal yang mengingatkan kami padanya. Bagi kami Jajuli adalah seorang
pemimpi. Ia mempunyai mimpi besar yang membuatnya tetap bertahan dan tangguh
dalam menghadapi segala tantangan dalam hidupnya. Dengan mimpi besarnya
tersebut, ia menjadi orang yang pantang menyerah yang dengan gigih mencoba
untuk mewujudkan semua mimpi-mimpinya.
Bagi kami Jajuli juga seorang
budayawan, kepeduliannya yang cukup besar terhadap budaya dan tradisi Cirebon
telah memotivasinya untuk mengangkat budaya Cirebon dalam setiap tulisannya.
Harapannya cukup besar, Budaya Cirebon bukan sekedar diminati dikalangan
masyarakat seni Cirebon saja, tapi menjadi budaya yang populer bukan hanya bagi
masyarakat cirebon tapi bagi masyarakat lain di luar Cirebon.
Jajuli juga seorang jurnalis yang
idealis, ia banyak bekerja di tabloid-tabloid baru yang sebagian besarnya
wartawannya money oriented, tapi tidak bagi Jajuli, ia tetap berkomitmen
bahwa seorang jurnalis adalah seorang agen pembawa perubahan, yang harus
konsisten membawakan pesan-pesan positif bagi masyarakat pembacanya. Jajuli
juga seorang Freelance Journalist yang tangguh, ia tetap menulis apapun
yang dianggapnya penting untuk diketahui oleh masyarakat, tanpa berpikir berapa
rupiah yang dia dapat dari tulisannya tersebut.
Jajuli adalah seorang sahabat
yang hangat, ini terbukti dengan begitu banyak teman yang dimilikinya dari
berbagai kalangan. Tidak bisa kami lupakan setiap kali berkunjung ke rumahnya,
dia selalu menyuguhi kami dengan kopi panas dan rokok produksi “pabriknya”.
Jika dia kehabisan stock rokoknya, dia akan berkata “Sorry om pabriknya lagi
tutup.” sambil menunjuk alat pelinting tembakau, yang menurutnya diperoleh dari
adiknya di Surabaya. Sejak memiliki alat pelinting tembakau tersebut, dia
jarang membeli rokok jadi, dia biasa membuatnya sendiri dengan membeli tembakau
dan kertas rokok di toko tembakau langganannya. “Biar hemat tapi tetap sehat”
komentarnya sambil melinting tembakau.
Jajuli juga seorang ayah yang
sangat bertanggungjawab, ia sering bercerita pada kami tentang Dhio, anak
tunggalnya. Segala usaha dan jerih payah yang ia lakukan selama ini, ia
dedikasikan untuk masa depan anak semata wayangnya tersebut.
Jajuli Safari, sepanjang
sepengetahuan kami para sahabatnya, telah banyak yang dilakukan oleh pria
tangguh kelahiran 19 Mei 1968 itu. Hingga akhir hayatnya ia masih menggenggam
kuat mimpi besarnya itu. Mungkin ia belum berhasil untuk mewujudkannya, namun
upaya yang telah dilakukannya adalah bukti dari kesungguhannya. Kami yakin kreativitas dan kegigihan yang
dimilikinya telah memotivasi siapapun yang kenal dekat dengannya. Kini setahun
telah berlalu sejak kepergiannya. Semoga Allah mengampuni segala kesalahannya
dan menjadikan segala kebaikannya menjadi jalan untuk memperoleh tempat terbaik
di sisi-Nya. Amiin (ysg)
Sahabat... walaupun cita2 yg akan terwujud kini hanya jadi sebuah impian... tapi mungkin kau wujudkan disana...
BalasHapusSahabat... sungguh ku tak menyesal bersahabat dengan engkau...
Sahabat... sungguh ku tak melupakan engkau...
Sahabat... hanya doa lah yg bisa ku berikan..,
Sahabat... semoga engkau mendapat tempat yg terbaik disisiNya... amiin..
amiiinn ya robbal alamin
BalasHapusMis U A....
BalasHapusBahagia disana ya A...
Bahagia bersama Ibu dan Bapak disurga Nya Allah SWT....