kau kembali datangi mimpiku
saat gelapnya malam begitu pekat menyetubuhi pucuk-pucuk
hutan pinus
tubuhmu melayang ringan dengan kedua sayapmu terkembang
kau ingin menari denganku atau sekedar bercinta?
Seperti biasa kau sedikit berkata-kata
kau hanya bicara dengan tatapan mata serupa badai yang
memporakporandakan batinku
aku jatuh cinta padamu
pada tajamnya tatapan mata yang menghiasi lembutnya wajahmu
kitapun bersatu dengan rasa padu yang menderu biru
hingga kabut pagi turun menyelimuti basahnya bumi...
kemudian kaupun pergi
dan sehelai bulu dari kelepak sayapmu jatuh dipenghujung
mimpiku
kau seanggun merapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar