Rabu, 05 Desember 2012

Seanggun Merapi



kau kembali datangi mimpiku
saat gelapnya malam begitu pekat menyetubuhi pucuk-pucuk hutan pinus
tubuhmu melayang ringan dengan kedua sayapmu terkembang
kau ingin menari denganku atau sekedar bercinta?
Seperti biasa kau sedikit berkata-kata
kau hanya bicara dengan tatapan mata serupa badai yang memporakporandakan batinku
aku jatuh cinta padamu
pada tajamnya tatapan mata yang menghiasi lembutnya wajahmu
kitapun bersatu dengan rasa padu yang menderu biru
hingga kabut pagi turun menyelimuti basahnya bumi...
kemudian kaupun pergi
dan sehelai bulu dari kelepak sayapmu jatuh dipenghujung mimpiku
kau seanggun merapi

Selasa, 23 Oktober 2012

...

Tempat terindah adalah di matamu...

Manusia Lebih Berani Ketimbang Iblis

Dalam kisah Nabi Adam AS, diceritain bahwa Allah SWT murka banget ama Iblis karna nolak perintah Allah SWT untuk sujud ama Nabi Adam AS. Bayangin iblis udah buat Allah SWT murka, cuma karena sekali aja nolak perintah Allah SWT. Bandingin aja ama kita yang berkali-kali nolak perintah Allah SWT untuk sujud ama Allah SWT..

Contohnya aja perintah sholat. waktu Subuh lagi enak-enaknya tidur tuh, boro-boro untuk mandi dan ambil air wudhu. Untuk sekedar buka mata aja beratnya minta ampun. Sholat Dzuhur, siang hari tengah bolong, yang wiraswasta lagi sibuk-sibuknya cari duit, yang kerja lagi enak-enaknya istirahat makan siang, ngobrol sana-sini ama temen sambil ngudad ngudud ledha ledhe. Terus sholat Ashar, sore-sore cocok banget tuh buat nyantai, minum kopi sambil njabur di teras atau maen gaple bareng temen-temen. Nah masuk Magrib, acara di tipi berjubel, tuh acara bagus-bagusnya gak ketulungan ampe bingung milih stasiun tipi, Agak maleman dikit masuk Isya tuh...acara tipi masih bagus. Belom lagi kalo ada temen yang ngajak jalan atawa ada siaran langsung sepak bola. Wah, boro-boro inget ama Sholat Isya, baru sadar Isya kelewat pas Adzan Subuh. Itu juga gak Sholat Subuh, malah ngabisin sisa kopi trus tidur sambil selimutan sarung.

Percaya gak percaya... dalam satu hari aja kita bisa nglanggar perintah Allah SWT ampe sedikitnya lima kali berturut-turut, tanpa punya rasa bersalah atau takut ama murka Allah SWT. Iblis aja waktu Allah SWT murka karena Iblis nolak untuk sujud ke Nabi Adam AS, iblis ampe gemeteran, mukanya ampe kusut rambutnya acak-acakan saking takutnya.

Nah terbuktikan, kalo kita  manusia lebih berani ketimbang iblis :)  (ysg)

Senin, 22 Oktober 2012

Jajuli Safari, Berjuang Hingga Akhir



Terakhir bertemu setelah lebaran tahun 2011 dirumahnya di belakang Alfamart kesambi Cirebon. Saat itu dia mempresentasikan kreasi terbarunya berupa video shooting. Presentasi dimulai dengan lomba catur tingkat SD di Cirebon, di sana dia mencoba menggabungkan antara fotografi, video shooting dan musik. Hasilnya cukup menarik untuk sebuah liputan bergaya feature. Presentasi diakhiri dengan video liputan acara keluarga saat berziarah ke makam almarhumah ibunya di Kuningan, sebuah liputan dengan backsound lagu-lagu pop melankolis. Itulah Jajuli Safari, seorang teman, sahabat dan rekan kerja yang super kreatif. Ide-ide yang tercurah dari pikirannya cukup banyak dan menarik.

Siapa sangka itu pertemuan terakhirku dengannya. Jum’at pagi, 7 Oktober 2011, Masham seorang teman menghubungiku untuk membuka facebook milik Djoe (panggilan kami untuk Jajuli). Isinya cukup mengejutkan, banyak status ucapan duka cita di dalamnya. Jajuli meninggal! Berharap itu Cuma berita bohong, aku coba memastikan langsung berita ini dari keluarganya di Kesambi. Dan ternyata benar, sahabat kami telah berpulang. Innalillahi Wa Inna Lillahi Rojiuun.

Setahun telah berlalu sejak kepergiannya, namun namanya tidak pernah hilang dari setiap obrolan kami. Banyak hal yang mengingatkan kami padanya. Bagi kami Jajuli adalah seorang pemimpi. Ia mempunyai mimpi besar yang membuatnya tetap bertahan dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan dalam hidupnya. Dengan mimpi besarnya tersebut, ia menjadi orang yang pantang menyerah yang dengan gigih mencoba untuk mewujudkan semua mimpi-mimpinya.

Bagi kami Jajuli juga seorang budayawan, kepeduliannya yang cukup besar terhadap budaya dan tradisi Cirebon telah memotivasinya untuk mengangkat budaya Cirebon dalam setiap tulisannya. Harapannya cukup besar, Budaya Cirebon bukan sekedar diminati dikalangan masyarakat seni Cirebon saja, tapi menjadi budaya yang populer bukan hanya bagi masyarakat cirebon tapi bagi masyarakat lain di luar Cirebon.
 
Jajuli juga seorang jurnalis yang idealis, ia banyak bekerja di tabloid-tabloid baru yang sebagian besarnya wartawannya money oriented, tapi tidak bagi Jajuli, ia tetap berkomitmen bahwa seorang jurnalis adalah seorang agen pembawa perubahan, yang harus konsisten membawakan pesan-pesan positif bagi masyarakat pembacanya. Jajuli juga seorang Freelance Journalist yang tangguh, ia tetap menulis apapun yang dianggapnya penting untuk diketahui oleh masyarakat, tanpa berpikir berapa rupiah yang dia dapat dari tulisannya tersebut.

Jajuli adalah seorang sahabat yang hangat, ini terbukti dengan begitu banyak teman yang dimilikinya dari berbagai kalangan. Tidak bisa kami lupakan setiap kali berkunjung ke rumahnya, dia selalu menyuguhi kami dengan kopi panas dan rokok produksi “pabriknya”. Jika dia kehabisan stock rokoknya, dia akan berkata “Sorry om pabriknya lagi tutup.” sambil menunjuk alat pelinting tembakau, yang menurutnya diperoleh dari adiknya di Surabaya. Sejak memiliki alat pelinting tembakau tersebut, dia jarang membeli rokok jadi, dia biasa membuatnya sendiri dengan membeli tembakau dan kertas rokok di toko tembakau langganannya. “Biar hemat tapi tetap sehat” komentarnya sambil melinting tembakau.

Jajuli juga seorang ayah yang sangat bertanggungjawab, ia sering bercerita pada kami tentang Dhio, anak tunggalnya. Segala usaha dan jerih payah yang ia lakukan selama ini, ia dedikasikan untuk masa depan anak semata wayangnya tersebut.
 
Jajuli Safari, sepanjang sepengetahuan kami para sahabatnya, telah banyak yang dilakukan oleh pria tangguh kelahiran 19 Mei 1968 itu. Hingga akhir hayatnya ia masih menggenggam kuat mimpi besarnya itu. Mungkin ia belum berhasil untuk mewujudkannya, namun upaya yang telah dilakukannya adalah bukti dari kesungguhannya.  Kami yakin kreativitas dan kegigihan yang dimilikinya telah memotivasi siapapun yang kenal dekat dengannya. Kini setahun telah berlalu sejak kepergiannya. Semoga Allah mengampuni segala kesalahannya dan menjadikan segala kebaikannya menjadi jalan untuk memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya. Amiin (ysg)

Jumat, 19 Oktober 2012

“Karena Kamu Murah, Sponge Bob”


Setiap pagi, pekerjaan rutin saya adalah menemani anak  nonton film kartun Sponge Bob. Film produksi Amerika yang bercerita tentang sponge laut dan teman-temannya itu memang film anak-anak, namun seperti kebanyakan film kartun produksi Paman Sam lainnya, karakter dan dialog di dalamnya tidak cocok untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

Hingga pagi itu sebuah dialog dalam film kartun tersebut membuatku begitu tercengang. Diceritakan bahwa mantan koki di Crusty Crab, tempat Sponge Bob bekerja datang berkunjung, koki tersebut saat ini sudah menjadi seorang chef yang sukses. Dia pernah bekerja di hampir semua restaurant dan hotel terkenal di dunia. Mr Crab sebagai majikan Sponge Bob selalu memuji-muji kepiawaian chef tersebut di depan Sponge Bob dan hal ini membuat Sponge Bob menjadi khawatir chef tersebut akan menggeser posisinya di Crusty Crab, karena dia sangat mencintai pekerjaannya.

Kekhawatiran Sponge Bob terbaca juga oleh Mr Crab, dengan bijaksana dia memberikan penjelasan kepada Sponge Bob, bahwa dia akan  tetap mempekerjakan Sponge Bob sebagai kokinya.
“Kamu tahu kenapa aku memperkerjakanmu Sponge Bob?” tanya Mr Crab sambil menepuk pundak Sponge Bob (memangnya Sponge Bob punya pundak ya?). Sponge Bob pun tersenyum dengan mata yang berbinar-binar.
“Karena kamu murah Sponge Bob.” Mr Crab menjawab pertanyaannya sendiri dengan nada datar dan senyum Sponge Bob pun semakin lebar, matanyapun tidak hanya berbinar-binar tapi juga berkaca-kaca.
Kenapa aku tercengang? Karena sepengetahuanku Sponge Bob adalah karyawan yang penuh loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, ia melakukan pekerjaannya tersebut bukan karena kewajiban sebagai seorang pekerja atau karena ia butuh pekerjaan, tetapi ia melakukannya karena begitu mencintai pekerjaannya tersebut, karena itulah Sponge Bob sangat profesional dalam menjalankan pekerjaannya.

Dalam kehidupan nyata, jika benar-benar ada orang semacam ini, maka patut disayangkan. Pekerja dengan kualitas seperti Sponge Bob, dipakai bukan karena profesionalitas dan integritas yang dimilikinya tapi karena dia murah!!!

Jika kita memiliki kemampuan seperti itu, maka kita harus lebih menghargai diri kita. Jangan “menjual diri” kita dengan begitu murah. Jika tempat kerja kita saat ini sudah tidak dapat menghargai profesionalitas kita atau dengan kata lain memberikan kita harga yang tidak layak, maka sudah waktunya kita mencari tempat kerja lain yang mampu menghargai kita sesuai dengan profesionalitas yang kita miliki.

Sebagai seorang pekerja, kadang kita enggan pindah ketempat lain dengan alasan kita sudah merasa nyaman dengan lingkungan dan teman-teman kerja kita. Perasaan inilah yang selalu menjadi dinding tebal bagi kita untuk melongok ketempat lain. Padahal bisa jadi ada tempat yang jauh lebih baik bagi kita untuk bekerja, baik dari segi kenyamanan maupun dari segi pendapatan.

Atau jika kita masih kerasan dengan tempat kita bekerja saat ini, buatlah target untuk kedepannya, seperti mengincar posisi yang lebih tinggi atau make a deal untuk mendapatkan benefit yang lebih baik. biasanya jika perusahaan telah melihat potensi yang kita miliki, manajemen lebih suka mempromosikan kita atau memberikan kita kenaikan gaji, daripada harus merekrut orang baru. karena itu jangan pernah ragu untuk membuat kesepakatan.

Namun jika ditempat kerja kita saat ini tetap tidak ditemukan jenjang karir yang sesuai buat mengakomodir kemampuan kita. Jangan takut untuk dijuluki kutu loncat karena seringnya berpindah-pindah tempat bekerja, karena ini adalah realitas yang lumrah terjadi di dunia kerja, maka bidiklah jenjang karir yang lebih tinggi di perusahaan lain yang tentunya dengan benefit yang jauh lebih baik. Jangan jadikan diri kita seperti Sponge Bob, karena Sponge Bob diciptakan dengan rongga kepala besar namun dengan otak yang kecil. (ysg)

Cirebon, 19 Oktober 2012

Metamorfosis V


Aku terus mendekat
Sesuatu yang hangat bertambah rasa panas
Aku yakin itu cahaya!!!
Aku terus mendekat dengan rasa panas yang menyayat
Ini bukan hanya cahaya!
Ini sumber cahaya! Aku telah menemukan sumber cahaya!
Teriakku dengan tubuh yang menguap
Aku merasakan rasa hangat yang semakin panas
Aku rasakan panas menyengat yang berangsur dingin
Dingin?
Aku rasakan dingin dan semakin dingin
Dimana rasa hangat itu? Aku kehilangannya!
Aku kehilangan cahaya yang baru saja kutemukan
Aku merasakan sebuah selimut dingin yang memelukku
Dan sayapku semakin mengepak ringan
Mengajakku terbang menembus jutaan cahaya
Yang tak memiliki rasa hangat
Aku sirna dalam mimpi-mimpiku

(Cirebon, Penghujung Mei 2009)

Metamorfosis IV


Kepak sayap melayangkan asing tubuhku
Aku tidak seperti berada dalam diriku
Tapi aku tidak peduli siapa aku sekarang!
Yang penting aku dapat menemukan cahaya
Sebagai tujuan hidup yang tak pernah aku mengerti
Aku terus melayang mencari cahaya dengan pendengaran
Aku terus mengepakkan sayapku
Mencoba bertahan dari ketidak pastian
Hingga aku merasakan sesuatu yang hangat dan semakin hangat
Bertambah dekat terasa yakin dalam kosongnya jiwaku
Aku yakin itu cahaya
Aku dapat merasakannya bukan dengan penglihatanku atau pendengaranku
Tapi dengan hatiku
Aku telah menemukan cahaya!!!

(Cirebon, Penghujung Mei 2009)